Senin, 15 September 2014

Goa Pindul, Wisata Goa & Sungai Purba di Bawah Tanah



 Beberapa tahun belakangan ini kita mendengar goa pindul yang sangat menarik dan diminati oleh para wisatawan baik lokal maupun dari negara lain. Keunikannya menyebabkan tempat wisata  ini sangat diminati oleh para pengunjung, tak heran jika selalu ramai, apalagi hari Sabtu / Minggu dan juga hari libur atau tanggal merah.

Wisata Goa Pindul adalah menelusuri sungai di bawah tanah. Keunikannya karena wisata seperti ini tidak banyak atau bisa dikatakan jarang sekali. Kita bisa menjelajahi goa yang dialiri oleh sungai dan bisa memandangi indahnya struktur batuan yang ada dalam gua tersebut. Batu-batuan tersebut jarang sekali ditemukan di daerah lain, karena batuan tersebut hanya ada di daerah batu kapur / karst. Di dalam gua pun ada yang terang, remang dan gelap abadi.

Air sungai yang mengalir berasal dari sumber mata air bawah tanah yang muncul di ke permukaan dan mengalir dalam gua pindul.

Goa pindul terletak di dusun gelaran, desa bejiharjo, kecamatan karangmojo, kabupaten gunung kidul, daerah istimewa yogyakarta. Daerah gunung kidul adalah yang memiliki struktur tanah yang mayoritasnya adalah bebatuan / tanah kapur / karst.

Gunung kidul adalah daerah yang terletak di deretan pegunungan sewu yang terbentang dari pantai selatan Yogyakarta dan kabupaten Wonogiri (jawa tengah) hingga Tulungagung (jawa timur). Pegunungan ini merupakan daerah karst ( bebatuan kapur), yang terjadi akibat terangkatnya dasar laut ke permukaan hingga tingginya di atas permukaan laut yang terjadi ribuan tahun yang lalu.

Karakter daerah karst adalah memiliki banyak gua di bawah permukaan tanah dan memiliki sungai bawah tanah. Kawasan karst sangat jarang ditemui di dunia sehingga sangat unik dan menarik.

Sungai yang mengalir di bawah tanah ini adalah air yang berasal dari hujan yang tidak bisa ditangkap oleh tanah kapur, sehingga air langsung secara cepat turun ke bawah, jadi tidak heran jika di atas permukaan air sangat sulit didapat. Kondisi inilah yang menyebabkan daerah gunung kidul pada saat musim kemarau banyak yang mengalami kekeringan.

Kecantikan goa pindul tidak saja karena keunikan dari sejarah terciptanya daerah ini ribuan tahun yang lalu, tetapi juga karena indahnya panorama di dalam gua yang dialiri sungai itu. Kita akan melihat bebatuan yang menggantung di langit-langit gua ke dasar sungai ( stalaktit ) ataupun yang dari dasar sungai ke atas ( stalakmit ).  Goa-goa di bawah tanah ini dulu merupakan tempat berlindung manusia purba. Dan juga sering digunakan sebagai tempat-tempat pertapaan di jaman kerajaan dulu. Selain itu indahnya cahaya sinar matahari yang masuk melalui lubang di langit-langit gua, pantulan sinarnya yang menembus air. Dan juga merasakan kemurnian air yang bersumber dari sumber mata air dan juga air yang merupakan aliran dari sungai purba.


Jadi wisata ke goa pindul tidak hanya kita bisa menikmati indahnya keunikan alam Indonesia tetapi juga menyadarkan kita akan sejarah peradaban manusia dan terutama  menyadarkan betapa kecilnya kita dihadapan Sang Pencipta.






.............................................
Sumber gambar:

Jumat, 01 Februari 2013

Apakah Kita Benar-Benar Berbuat Baik ?



Siapa pun pasti mengharapkan bisa berbuat baik. Sekecil apa pun perbuatan kita, pasti pada dasarnya setiap manusia ingin berbuat baik. Berbuat baik adalah kewajiban manusia, tetapi untuk saat ini sepertinya tidak salah kalo saya beranggapan bahwa berbuat baik juga adalah hak setiap manusia. Benar gak ya..?? Karena seringkali kita menimbang atau berhitung atau banyak berpikir berulang-ulang sebelum kita melakukan perbuatan baik tersebut ataupun apakah ada sesuatu yang kita harapkan dari perbuatan baik yang kita lakukan. Jadi seringkali kita tidak spontan melakukannya, bahkan selalu berharap ada pamrihnya. Benar khan?? Bisa benar, bisa tidak, bebas lah….hmmm.

Ada orang yang berbuat baik tapi dilandasi keinginan agar suatu saat mendapat balas budi. Ada yang berbuat baik tetapi sebelumnya sudah pilih-pilih siapa yang akan mendapat perbuatan baik dari kita. Ada yang berbuat baik dengan tujuan utama agar dapat menutupi perbuatan tidak baiknya. Ada yang berbuat baik sambil terus-terusan sibuk beriklan kemana-mana dengan segala macam cara sebagai proses dari pencitraan dirinya. Ada yang berbuat baik kepada orang lain dan berharap agar perbuatan baiknya bisa menjadi virus kebaikan, yakni perbuatan baiknya dilanjutkan oleh orang lain yang telah dibantunya. Tetapi ada juga yang berbuat baik tanpa berpikir macam-macam, pokoknya jalankan saja. Dan masih banyak lagi dasar / alasan-alasan orang berbuat baik. 


Dan mungkin ada baiknya bagi kita untuk bercermin diri, bagaimana dengan diri kita sendiri, apakah kita selalu berhitung sebelum berbuat baik atau kita melakukannya secara spontan dan tanpa pamrih??? 


Atau jangan-jangan kita sudah bosan berbuat baik???


Atau ada yang ragu untuk berbuat baik karena mendengar anjuran pemerintah? Saya ambil contoh tentang adanya anjuran dari pemerintah DKI untuk tidak memberi kepada para pengemis dadakan menjelang hari raya yang beroperasi di perempatan jalan raya. Hal ini menyebabkan keraguan kita apakah jika kita memberi pengemis-pengemis tersebut maka kita melanggar himbauan pemda DKI yang artinya kita berpikir kita sedang berbuat tidak baik. Bukankah lebih baik kita memberi saja, dan urusan mengapa ada pengemis di perempatan jalan menjelang hari raya itu seharusnya pemerintah yang atasi??

Dalam posting saya terdahulu tentang AIDA, disebutkan bahwa di dalam ilmu komunikasi ada konsep AIDA yaitu awareness, Interest, Desire, dan Action. Konsep ini merupakan pondasi awal dalam kampanye pemasaran. Konsep ini memudahkan para pemasar untuk membuat strategi promosi yang terarah dan terencana dengan baik, dimana jelas urutan dan tingkatannya agar konsumen bisa action ataupun lebih loyal lagi sehingga selalu repeat buying.
Langkah-langkah dalam konsep AIDA sebenarnya merupakan urutan langkah terhadap upaya mencapai pencapaian tertentu. 

Sama halnya dengan cara kita melihat posisi perbuatan baik kita apakah sudah benar-benar baik. Untuk melihat posisi perbuatan baik kita dalam konteks pemahaman bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, maka kita bisa menggunakan konsep pemahaman yang ada dalam buku hati nurani*.


Dalam buku hati nurani * yang saya kutip ini, disebutkan secara singkat bahwa ada tiga tingkat pemahaman kita terhadap Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, yaitu:
- Tahu
- Mengerti
- Sadar.

Tahu:
Setiap manusia tahu bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Dalam setiap melakukan sebuah perbuatan baik, kita masih mengharapkan balasan, walaupun mungkin balasan yang kita harapkan adalah balasan yang akan diterima “nanti di sana”. Di sini menunjukkan bahwa pemahaman kita masih sebatas “tahu” saja, belum sampai pada tahap menyadari “ arti” dari “Maha Pengasih dan Penyayang”.

Mengerti:
Bila tingkat pemahaman kita sudah lebih mendalam, yaitu tahap “mengerti”, di sini kita sudah lebih paham akan arti dari “Maha Pengasih dan Penyayang” itu. Kita tidak mengharapkan balasan apa pun dari apa-apa yang kita perbuat. Kita sepenuhnya yakin dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita untuk setiap hal yang kita lakukan dengan tulus ikhlas. Kita hanya berharap bahwa kita dapat kembali kepadaNya tanpa mengaitkan dengan perbuatan-perbuatan baik kita.

Sadar:
Kita tahu bahwa tujuan kodrati semua mahluk adalah untuk kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi karena kita sudah sadar bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, kita percaya dan yakin Kasih Tuhan berkelimpahan lebih dari yang dapat kita bayangkan sekalipun. Kita percaya dan yakin bahwa Tuhan akan selalu memberi yang terbaik. Kita akan melakukan ibadah, amal, bakti, dan semua perbuatan kita sepenuhnya dengan kasih, tanpa mengharapkan balasan apa pun. Kita juga tidak akan berusaha untuk kembali kepada Tuhan. Kita hanya akan membuka hati dan memasrahkan diri secara total kepadaNya. Kita percaya dan yakin bahwa apabila kita dapat membuka hati dan memasrahkan diri kepadaNya, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik, termasuk tentunya kembali kepadaNya.
……………………………………

Jadi setelah membaca kutipan di atas yang merupakan kutipan dari buku hati nurani*, kiranya ini akan membantu kita memposisikan diri dimanakah tingkat pemahaman kita terhadap Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Termasuk juga implementasi terhadap perbuatan baik kita.

Apakah perbuatan baik yang dulu atau sekarang atau pun masa depan yang akan kita lakukan nanti sudah benar-benar baik???

Apakah kita sudah sampai pada tahap pemahaman tertinggi atau “sadar”, atau masih dalam tahap di bawah sadar yaitu tahap pemahaman “mengerti”, atau bahkan masih dalam tahap pemahaman “tahu” saja.

Atau jangan-jangan, kita masih berada dalam tahap di bawah tahap pemahaman “tahu” yaitu kita tidak termasuk dalam tahap yang ada (waduh…..gawat dong!). Jika ini terjadi, maka ada baiknya kita segera memperbaiki alasan/dasar dari perbuatan baik kita, dari yang “seolah-olah baik” agar bisa “benar-benar baik” dan juga dari yang selalu "berhitung pamrih" agar bisa "spontan".

………………………………………..
* dikutip dari Buku Hati Nurani, bab 10 hal 69 – 70, karangan Irmansyah Effendi.

Rabu, 30 Januari 2013

Fisioterapi penyembuhan stroke, syaraf kejepit, kelumpuhan, cacat lahir pada anak, touch terapi untuk bayi, dll

Di awal januari 2013 ini ibu saya mengalami nyeri yang sangat sakit di sekitar tubuhnya terutama di seluruh kaki kirinya. Nyeri ini sudah cukup lama dan tidak tahu apa penyebabnya. Beberapa kali nyeri ini sudah dikeluhkan kepada dokter dan suatu kali dokter langganan ibu menyarankan untuk terapi. Ibu saya tidak begitu paham tentang terapi yang dimaksud.

Pada kejadian nyeri yang sangat tersebut ibu saya larikan ke rumah sakit besar di jogja, setelah mendapat penanganan dokter UGD secukupnya lalu dilakukan foto rontgen, setelah itu dilakukan foto MRI ( Magnetic Resonance Imaging )untuk lebih detail / jelas mengenai masalah syaraf di tulang belakang. Hasilnya ibu saya mengalami multi syaraf terjepit, ada beberapa syaraf  yang terjepit.

Saran dokter yang jaga (setelah berkonsultasi dengan dokter syaraf) adalah dilakukan tindakan medis operasi. Alternatif lain adalah tindakan dengan pengobatan dibarengi dengan fisioterapi, meskipun dengan alternatif kedua ini proses penyembuhannya cukup lama.

Berhubung usia ibu yang sudah cukup tua dan karena ibu sendiri takut dioperasi di sekitar tulang belakangnya maka keputusan kami adalah memilih alternatif kedua yaitu dengan tindakan pengobatan dan dibarengi dengan fisioterapi.

Fisioterapi untuk ibu tidak dilakukan di rumah sakit di jogja dengan pertimbangan jarak dengan rumah di daerah semin, gunung kidul yang cukup jauh dan jalan naik turun gunung selain itu juga terapinya harus dilakukan setiap hari secara tekun dan telaten dan butuh waktu yang cukup lama bisa 1 bulan bahkan ada yang berbulan-bulan.

Akhirnya tempat fisioterapi yang kami tuju adalah yang terdekat dengan rumah kami yaitu di daerah wonosari sekitar 30 km dari semin. Lokasi tepatnya di Jalan Yogya - Wonosari Km.27 RT 026 /RW 05 Sompil, Logandeng, Wonosari. Sekitar 200 m dari SMAN 2 Playen wonosari dari arah jogja ke wonosari.

Fisioterapi ini buka setiap hari kecuali hari minggu / besar/libur. Pasiennya cukup banyak, bahkan ada yang dari luar jogja. Jadwal praktek dokternya hari selasa & jumat pk.16.00 s/d 18.00 tapi biasanya sampai larut malam, karena pasien yg antri cukup banyak. Baik orang tua, dewasa, bahkan anak kecil terutama bayi.

Sampai blog ini saya tulis tgl 30 Januari 2013 ini ibu saya sudah melakukan terapi 14x dan sudah diperiksa oleh Dr Thomas A Santoso, Sp KFR (dokter spesialis rehabilitasi medik) sebanyak 3x. Hasilnya ibu sudah cukup dapat berjalan dengan baik, duduk dengan baik meskipun tidak boleh berjalan & duduk terlalu lama. Hal yang paling dihindari dari proses penyembuhan ibu adalah mendungkuk, mendapat guncangan misalnya naik mobil dan terkena guncangan karena jalan berlubang. Jadi harus sangat hati-hati merawat orang yang punya derita syaraf terjepit ini. Oleh karenanya ibu harus menggunakan korset yang dipakai di sekeliling badan ibu dengan tujuan agar pasien tidak mendungkuk.


Saya di jakarta sudah cukup sering mendengar fisioterapi tetapi tidak begitu mengerti tentang fisioterapi. Universitas Indonesia melalui jalur program vokasi juga membuka program fisioterapi, occupasi terapi dan manajemen perumahsakitan.

Fisioterapi adalah pengobatan (terapi) dengan menggunakan modalitas berupa panas, dingin, electrical stimulation, gelombang suara, manual terapi dengan tujuan memelihara, meningkatkan, mengembalikan gerak dan fungsi serta menghilangkan rasa nyeri.

Beberapa penyakit yang dilayani di klinik rehabilitasi medik (fisioterapi) di wonosari yang dibantu oleh dr. Thomas A Santoso, SpKFR ini antara lain:
Stroke, Rematik, Kaku sendi / kontraktur, Ketegangan otot / spasme, Radang tendon / tendinitis, Post fraktur / Patah tulang, Nyeri otot, Keterbatasan gerak sendi, Tulang belakang bengkok (scoliosis), Nyeri leher / kaku leher, Nyeri pinggang, Nyeri pada tumit, Jari tangan yang macet, Nyeri siku, Nyeri bahu & kaku bahu, Nyeri lutut, Kelumpuhan, Cacat lahir pada anak / CP, kesemutan pada telapak tangan, Asthma, Touch terapi untuk bayi.
Alat bantu yang tersedia: Kursi roda, Colar untuk leher, Korset untuk nyeri pinggang, Kruk ketiak, Canadian kruk, Triport, Walker, Dekker untuk OA lutut, Bantalan tumit, AFO untuk drop foot, sepatu khusus untuk anak cacat, kaki dan tangan palsu.

Fasilitas yang ada:
Alat pemanas / diathermi, Ultra sound, Elektro stimulasi, infra merah, traksi leher, Gymnasium ( shoulder wheel, paralel barr, sepeda statik, terapi bola, matras terapi), Nebulaiser untuk asthma.

Dari beberapa pasien yang saya amati saat menemani ibu saya ternyata syaraf terjepit ini tidak hanya terjadi pada orang usia lanjut bahkan ada beberapa yang masih muda. Jadi mungkin ada baiknya kita mulai berhati-hati dalam beraktifitas / melakukan kegiatan sehari-hari, beberapa kasus terjadi karena terjatuh, aktifitas yang terlalu dipaksakan misalnya mengangkat beban yang terlalu berat, dan lain sebagainya.


--------------------------------

Sabtu, 09 Juli 2011

Air Sumber Kehidupan Mengapa Kini Sulit Dicari dan Menyebabkan Bencana ?















Sulitnya Air di Daerah yang Bertanah Kapur.

Banyak orang tahu bahwa gunung kidul adalah daerah yang sulit air. Di mana setiap tahunnya terutama di musim kemarau air selalu sulit didapat. Hampir semua sumur di rumah airnya kering, meski sumur yang dibuat sudah cukup atau bahkan sangat dalam. Setiap keluarga harus berjalan berkilo-kilo meter sekedar untuk mendapat air baik untuk mandi, cuci baju, dan untuk keperluan lainnya. Sepulang dari mandi di kali, yang perempuan membawa air segentong kecil yang digendong atau bagi yang pria memikul dua blek air untuk dibawa pulang.
Saya ingat dulu sewaktu kecil hampir setiap tahun untuk pulang mudik ke daerah tepus untuk beberapa hari. Setiap kali mandi maka harus berjalan kaki sekitar kurang lebih 3-4 km, naik turun bukit (pegunungan). Sehingga ketika disana mandi cukup 1 hari sekali.


Beberapa daerah di gunung kidul juga membuat bak permanen cukup besar dengan diameter 3 meter dan tingginya sekitar 2 meter, yang diletakkan persis di samping atau di belakang rumah. Bak besar tertutup dan hanya diatasnya yg berlubang sebagai lobang untuk menerima air hujan yang jatuh di genteng. Seluruh air hujan yang jatuh diatas genting rumah lalu dialirkan langsung kedalam bak tersebut. Air tersebut digunakan untuk mandi, masak, dan minum selama musim kemarau.

Saat ini sebagian besar daerah gunung kidul tidak mengalami hal seperti diatas. Beberapa infrastruktur air sudah dibangun, lalu dengan pipa-pipa dialirkan ke penduduk. Memang tidak mudah mendapatkan sumber air di gunung kidul, apalagi dengan karakter tanah kapur, maka sangat sulit mencari sumber air.Karakter tanah kapur yang tidak menyerap dan menyimpan air, air yang jatuh ke tanah kapur biasanya langsung menggelontor turun ke bawah, hal inilah yang menyebabkan daerah gunung kidul menjadi kering dan sulit mendapat air. Air tersebut biasanya akan terkumpul dalam lubang-lubang besar di jauh di bawah tanah. Air inilah yang kemudian disedot naik ke atas dengan pompa lalu dialirkan ke masyarakat. Tetapi tidak semua masyarakat dapat menikmati air ini karena masyarakat yang ingin menikmati maka harus membayar. Selain itu juga air tidak selalu mengalir setiap saat disebabkan karena sumber airnya masih terbatas. Bagaimanapun juga langkah mendekatkan air kepada masyarakat patut untuk diapresiasi dan jika mungkin harus terus dikembangkan karena ini memberi manfaat yang sangat besar bagi daerah gunung kidul.

Lain halnya dengan gunung kidul yang kesulitan air karena karakter tanah kapurnya yang tidak mampu menyimpan air, di beberapa kota kini ada yang mulai mengalami kesulitan air bersih dan juga mengalami ancaman banjir besar.Turunnya Permukaan Air Tanah dan Masuknya Air Laut ke Daratan.


Jakarta oh...Jakarta......

Ternyata sulitnya mendapat air bersih tidak hanya terjadi di daerah tanah kapur seperti daerah gunung kidul, ini terjadi juga di daerah utara ibu kota Jakarta. Banyak orang yang mendorong gerobak berisi beberapa jerigen besar atau pun beberapa blek air bersih yang didagangkan ke rumah-rumah.

Orang terpaksa membeli karena mereka tidak memiliki air bersih di rumah baik untuk masak, minum dan lain sebagainya. Mereka bukan tidak memiliki sumber air baik berupa sumur ataupun pompa, tetapi karena air yang dihasilkan ternyata sudah bercampur dengan air laut sehingga rasanya asin.

Saat ini banyak orang mulai berlomba-lomba untuk mendapatkan air bersih mulai dari menggunakan pompa yang semakin dalam, menggunakan jet pump dengan pipa yang sangat panjang ataupun membeli air melalui PAM ataupun yg lainnya. Ini tidak hanya terjadi di rumah-rumah tetapi semakin banyak gedung-gedung bertingkat dan mal maka makin banyak pula air tanah yang tersedot. Semakin lama semakin besar pula tenaga jet pump yang digunakan karena sumber air yang didapat makin lama makin dalam. Hal ini disebabkan oleh karena turunnya permukaan air tanah, baik karena terlalu banyak disedot ke luar dan juga semakin berkurangnya air yang masuk kedalam tanah untuk menyuplai air tanah tersebut.

Bagi kalangan menengah ke atas, persoalan air tanah bisa dengan mudah diatasi dengan cara membeli melalui PAM ataupun memperdalam pipa dengan menggunakan mesin jet pump yang semakin besar. Jika air yang diperoleh kurang baik maka tinggal dibuat saringan dengan teknologi khusus untuk menyaring kembali dan akhirnya menghasilkan air yang cukup baik.Bagaimana dengan kalangan kelas bawah yang jangankan membeli air atau membeli mesin jet pump, buat makan dan bayar listrik saja susah….??? Dan yang perlu kita sadari bahwa kalangan kelas bawah saat ini jumlahnya lebih banyak dibanding kelas atas…. Jadi berapa banyak yang kesulitan air bersih untuk makan, minum, mandi, cuci dll??

Persoalan turunnya permukaan air tanah dan juga masuknya air laut kedalam tanah di bawah daratan yang kita tinggali akan semakin lama semakin menjadi masalah besar.

Belum lagi dengan adanya penurunan permukaan daratan yang menyebabkan permukaan daratan di beberapa lokasi ternyata lebih rendah dari permukaan air laut. Penurunan permukaan yang terjadi setiap tahun salah satunya disebabkan oleh rongga-rongga dalam tanah yang beberapa waktu lalu terisi oleh air tanah kini kosong dan akibatnya terjadi penurunan tanah diatasnya untuk mengisi rongga-rongga, sehingga akumulasi proses tersebut menyebabkan permukaan daratan diatasnya menjadi turun. Hal ini akan sulit terjadi jika rongga-rongga tersebut masih terisi oleh air tanah, ataupun jika tidak terjadi pergeseran tanah akibat pergerakan di perut bumi.

Sebenarnya konsep sumber air tanah itu mudah. Air hujan tertangkap tanah, masuk kedalam tanah, lalu menambah jumlah air tanah.


Saat ini sebagian daratan di Jakarta sudah tertutup oleh bangunan-bangunan permanen yang tidak bersahabat dengan air tanah; jalan yang tertutup aspal bahkan beton, halaman rumah yang semakin sempit, lahan hijau penyerap air banyak berkurang karena kini sudah menjadi bangunan baik rumah, hotel, perkantoran, gedung, mal dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan semakin menurunnya jumlah pohon. Pohon berfungsi untuk menahan laju air hujan agar mampu diserap oleh tanah, tanpa pohon maka air hujan langsung ke tanah sebagian terserap tanah tapi sebagian besar mengalir ke saluran pembuangan baik selokan maupun sungai. Sungai-sungai maupun situ-situ yang ada sekarang sudah banyak mengalami penurunan kapasitas volume akibat sedimentasi. Seharusnya sungai-sungai memiliki kapasitas volume air yang besar, mengalir panjang di daratan, berkelok-kelok sehingga air yang meresap ke tanah juga besar.Yang terjadi saat ini air dibuat cepat mengalir agar segera sampai ke laut.Cara menangani air hujan agar langsung ke selokan, lalu ke sungai dan akhirnya ke laut inilah yang bisa menyebabkan banjir, karena air yang dialirkan sangat besar tetapi kapasitas saluran air baik selokan, ataupun sungai sangat kecil, sehingga air kembali masuk ke daerah-daerah yang rendah menjadi banjir. Belum lagi jika disaat yang sama permukaan air laut juga naik akibat pasang.Maka untuk itu diperlukan cara untuk mengurangi jumlah air hujan yang mengalir langsung menuju laut, sehingga banyak air hujan yang masuk dan diserap oleh tanah dan akhirnya menjadi air tanah. Untuk itu air hujan yang jatuh di genting rumah ataupun di atap terluar dari gedung ataupun bangunan-bangunan lainnya harus dimasukan ke dalam tanah melalui lubang-lubang ataupun bak-bak resapan air.

Sumur Resapan

Semakin banyak bak resapan air maka semakin banyak pula air yang masuk ke dalam tanah. Banyangkan saja jika seluruh rumah di Jakarta memiliki bak resapan air yang mampu menyerap sebagian besar air hujan yang jatuh diatas rumah dan akhirnya bisa masuk kedalam tanah maka pasti air tersebut setelah melalui proses penyaringan oleh struktur tanah akan menjadi air tanah. Dengan demikian maka jumlah air tanah akan bertambah dan dengan sendirinya permukaan air tanah akan naik. Naiknya permukaan air tanah selain akan memudahkan untuk diambil kembali oleh masyarakat dengan tingkat kedalaman sumur yang tidak terlalu dalam, juga akan kembali menekan air laut untuk tidak terlalu jauh masuk ke daratan.

Manfaat sumur resapan selain untuk menjaga agar permukaan air tanah tidak terus turun juga akan mengurangi jumlah air yang terbuang langsung yang bisa mengakibatkan banjir. Oleh karenanya perlu ada gerakan langsung di tingkat provinsi khususnya di DKI Jakarta dan sekitarnya seperti Bogor, Depok dan Tangerang untuk mewajibkan seluruh rumah, ruko, sekolah, kampus, gedung, hotel, mal dan lain sebagainya agar memiliki sumur resapan air yang berfungsi untuk memasukan air hujan kedalam tanah. Jika ini bisa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat maka air sebagai sumber kehidupan akan benar bisa dimanfaatkan secara utuh dan juga air hujan tidak akan mengancam kehidupan.

Program pembuatan wajib sumur resapan ini harus dikomunikasikan kepada masyarakat dengan program-program komunikasi yang efektif, tidak hanya bagi masyarakat Jakarta saja tetapi juga masyarakat di hulu seperti Bogor, Depok dan Tangerang. Pertama harus ada program edukasi mengenai apa, bagaimana, cara membuat dan manfaat sumur resapan. Produk sumur resapan harus dibuat semurah mungkin dan semudah mungkin dan bisa juga dibuat sendiri oleh masyarakat. Selanjutnya program promosi yang scopenya provinsi harus dilakukan baik itu melalui media Koran, radio, dan televisi ataupun yang lainnya harus dilakukan. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa tahu tentang sumur resapan, tahu manfaatnya, tahu membuatnya dengan biaya murah dan tahu bahwa ini dilakukan serentak di seluruh Jakarta, Bogor, Depok dan Tangerang.Untuk lebih menarik dan menunjukkan keseriusan maka bisa juga diturunkan anggaran khusus pembangunan sumur resapan baik untuk pembuatannya atau untuk biaya komunikasinya. Besar anggaran yang dibutuhkan pasti besar tetapi juga pasti jauh lebih kecil dibanding biaya akibat banjir besar yg mengakibatkan perekonomian tidak berjalan, penyakit dimana-mana, dan sebagainya seperti yang terjadi di tahun 2002 dan 2007 di Jakarta dan juga yang saat ini di tahun 2011 terjadi di Thailand khususnya di Bangkok dan juga di Philipina dan sebentar lagi mengancam Indonesia di tahun 2012 ini. Pada tahun 2007 saja cost akibat banjir di Jakarta kurang lebih mencapai 10 Triliun, jika banjir terjadi di 2012 maka resiko cost yang hilang mungkin lebih besar. Oleh karenanya penanganan dan pencegahan banjir harus dilakukan secara serius dan massal. Keberhasilan program komunikasi dapat diukur melalui seberapa besar keikutsertaan masyarsakat secara sadar membuat sumur resapan sendiri di rumah mereka. Banjir jakarta ternyata kembali datang di 2013 ini dengan perkiraan kerugian sekitar 15 - 20 triliun.

Melalui gerakan pembuatan sumur resapan secara masal ini, minimal dimulai dari membuat sumur resapan ataupun membuat lubang biopori di halaman rumah kita sendiri adalah langkah kongkret mencintai dan menyayangi air…. Air sebagai sumber kehidupan.

Video DAAI tentang pentingnya Resapan Air Tanah (Contoh Model Resapan Lubang Biopori)


----------------------
Sumber foto:
- http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1274668819/air-goa
- http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2009/12/sumur-resapan.html
- http://arisinta.blogspot.com/p/air-tanah-proses.html
- http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/07/pedagang-gerobak-air-panen
.....................................................................................................................................................
Apeng Orinanto, pernah kuliah di fakultas teknik Universitas Indonesia dan di Prasetiya Mulya Business School

Jumat, 08 Juli 2011

Angela - Memahami Perilaku Konsumen

Seperti biasa di hari Sabtu sore itu Angela ( baca : enjel ) seorang remaja putri kelas 2 SMU sekolah elit di Jakarta sedang ngerumpi di HP Nokianya dengan Ratih. Katanya lagi BT (pusing). Akhir kata dia akan nongkrong di Mall Taman Anggrek, salah satu mall teramai dan terbesar di Indonesia.

Sampai di Mall, dia mencari Ratih, agak sulit memang karena banyak sekali orang di sana, terutama remaja sebayanya. Dilihatnya Ratih sedang nge-gosip (perilaku) dengan teman-temannya di depan restoran Mc Donald. Di situ tercium aroma (afeksi) masakan Mc Donald yang tanpa disadari membuat perut mereka lapar (afeksi), sehingga mereka lalu makan burger Mc Donald.

Selanjutnya Angela masuk ke Hero. Dia hanya ingin melihat-lihat sambil menghabiskan waktu. Bagaimana situasi Hero di Sabtu sore itu? Suasananya (lingkungan) begitu sibuk, banyak orang antri di counter/kasir, berbaris rapi. Ruangan cukup dingin dengan tata ruang yang bagus, musik mengalun indah diselingi sesekali spot promo, tata lampu menarik / terang, ada tanda harga special di shelfing (rak), produk-produk display di aisles (gang). Ini semua membuat Angela kerasan bertahan di Hero selama +/- 50 menit ( rata-rata orang menghabiskan waktu di SPM).

Angela berjalan-jalan, tengok kiri tengok kanan. Dilihatnya POS Handy Clean karena lampunya berkedip (afeksi). Kebetulan tutupnya bisa dibuka. Dicobanya 2 tetes. Ia merasakan aromanya (afeksi). Ia berpikir sebentar (cognitif), ia ingat iklan Handy Clean saat Ira Wibowo berkata "Membunuh Kuman Sekejap Tanpa Air." Setelah 6 detik berpikir (kata Arswendo Atmowiloto waktu 6 detik pertama adalah waktu kritis dalam pengambilan keputusan) ---; beli atau tidak.

Ternyata akhirnya Angela membeli, apalagi setelah ia melihat warna kemasannya lebih baik dibandingkan kemasan Ezy Clean (afeksi).

Tak terasa Angela kini telah membawa 6 produk berbeda ( tadinya khan cuma mau jalan-jalan). Kini ia menuju kasir untuk membayar walaupun ia harus antri panjang. Pada saat itu dilihatnya Box Acrilic Xon-Ce di cek out counter. Diambilnya Xon-Ce, karena ia tahu (cognitif) Xon-Ce itu tablet hisap vitamin C untuk remaja. Angela dan Ratih membeli masing-masing 5 strip yang telah diikat karet.

Angela tahu dirumahnya ada Vitacimin, tetapi ia berpikir itu cocoknya hanya untuk ibunya, sedangkan ia pilih Xon-Ce karena teman-temannya sering beli Xon-Ce (perilaku).

Dari cerita di atas kita dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat dengan memahami perilaku konsumen, apa yang ia rasakan (afeksi), apa yang ia pikirkan (cognitif), dan apa yang ia kerjakan (perilaku), dan dipengaruhi oleh lingkungan.

Ada benang merah yang dapat diambil hikmahnya.

Pertama pemahaman terhadap perilaku konsumen (target market) bisa menjadi peluang. Dalam hal ini bentuk promosi apa & bagaimana yang tepat. Kebetulan contoh di atas tentang konsumen di kota besar yang sedang jalan-jalan di mall. Tetapi untuk kasus lain seperti di desa, kabupaten, toko-toko, pasar dan sebagainya pasti karakteristiknya berbeda tetapi benang merahnya sama.

Kedua, kasus cerita di atas mengajak kita untuk lebih mengenal konsumen kita lebih dalam.

Kalau saya boleh usul, paling enak membaca cerita di atas yaitu pagi hari di hari Minggu sehabis olah raga, sebelum mandi dan ditemani secangkir kopi panas serta pisang goreng dan .... akh pasti nikmat.

----------------
Ide cerita: The Bruce Macklin Story (Consumer Behavior & Marketing Stategy, Peter & Olson, Pg. 45-46, 4th ed, 1996)

.....................................................................................................................................
Artikel ini dibuat oleh Apeng Orinanto untuk Bulletin Marketing OTC Kalbe Farma, Edisi 2, Tahun ke-IV, bulan Mei 2001.
Judul : ANGELA ( Pengembangan Strategi Pemasaran dengan Memahami Perilaku Konsumen.
Angela nama salah satu konsumen kita.)

Kamis, 07 Juli 2011

AIDA, Pondasi Awal Membuat Program Pemasaran

Perusahaan besar seringkali menghabiskan dana yang besar untuk mengiklankan produknya. Mulai dari iklan di televisi, iklan di koran, majalah dan bulletin, memasang spanduk & umbul – umbul, iklan di billboard, ataupun memberikan sampling produk melalui SPG, membuat brosur, membuat catalog, membuat event seperti panggung music; acara nonton bareng, buka puasa bersama dan lain sebagainya. Berapa besar biayanya? Apakah dengan cara tersebut produknya bisa sukses dan dibeli oleh konsumen? Apakah dengan budget yang besar maka pemasaran pasti berhasil?
Setiap perusahaan / pemasar memiliki konsep tersendiri untuk memasarkan produknya. Dalam ilmu komunikasi dikenal konsep AIDA sebagai acuan dalam membuat program campaign komunikasi. Dan seringkali konsep AIDA ini menjadi pondasi awal dalam membuat program – program pemasaran.
AIDA merupakan akronim dari Attention (Awareness), Interest, Desire dan Action.
A : Attention / Awareness (Tahu / Sadar) : dalam tahap ini bertujuan agar audiens (target market) diharapkan mengenal, mengetahui, atau sadar akan produk / brand pemasar.
I : Interest (Tertarik): setelah audiens / target market tahu (sadar) atau mengenal produk / brand pemasar maka langkah selanjutnya adalah bagaimana membuat program-program agar mereka tertarik atau ingin tahu lebih.
D : Desire (Hasrat): setelah mereka tertarik maka tahap selanjutnya adalah bagaimana membuat program-program komunikasi agar audiens / target market benar – benar berhasrat atau berkeinginan keras untuk membeli.
A : Action (Tindakan) : Dalam tahap ini pemasar dituntut untuk membuat program kembali dengan tujuan audiens / target market akhirnya menjadi konsumennya atau dengan kata lain akhirnya melakukan aksi pembelian.
Dalam perkembangan saat ini beberapa pemasar menambahkan konsep S (Satisfaction ), dalam tahap ini sangat diharapkan pembeli setelah melakukan pembelian pertama maka setelah merasakan produk yang baru dibelinya tersebut akan merasa puas daan selanjutnya melakukan pembelian berikutnya dan seterusnya (repeat buying).

Jika proses kepuasan ini berlangsung terus menerus maka si pembeli bisa saja mencapai tahap memiliki loyalitas terhadap produk tersebut (loyalty). Dan tanpa diminta pun si pembeli tersebut bisa saja mempengaruhi orang lain untuk membeli produk tersebut (influencer).
Maka disinilah peran konsep AIDA menjadi konsep dasar dalam melakukan langkah-langkah memasarkan suatu produk. Dan ini harus dilakukan secara terintegrasi, setahap demi setahap.
Penerapan konsep AIDA dapat diilustrasikan dalam contoh berikut (misal tentang produk shampo merk A) :
Seorang mahasiswi saat santai di rumah tanpa sengaja melihat iklan produk shampo merk A tersebut di televisi (attention / awareness) dalam iklan selingan acara sinetron. Melalui iklan tersebut (apalagi jika berulang-ulang) maka si mahasiswi tersebut akan tahu/sadar bahwa ada produk shampoo bermerk A. Keesokan harinya ketika tiba di kampus, dilihatnya banyak spanduk dan di kiri-kanan jalan dekat gerbang kampus terlihat begitu banyak umbul-umbul bertuliskan merk A yang merupakan merk shampoo tersebut yang semalam telah dilihatnya di televisi. Jelas spanduk dan umbul-umbul tadi membuat si mahasiswi semakin sadar (aware) dengan shampoo merk A.
Setibanya di kampus dilihatnya beberapa wanita berkaos dengan gambar atribut shampo merk A berjalan menghampirinya. Wanita-wanita tersebut biasa disebut dengan SPG (sales promotion girl) menghampirinya dengan sangat sopan, lalu memberikan 1 sachet kecil shampo merk A tersebut secara gratis (sampling) kepada si mahasiswi. Tak lupa para SPG tersebut pada saat memberikan sampling berusaha dengan penuh semangat member informasi tentang shampo merk A tersebut baik kualitasnya dan juga kelebihannya dengan shampo merk lain yg sudah ada. Di sini pemberian sampling bertujuan agar si mahasiswi (target market) mau mencobanya, lalu merasakannya, sehingga nanti diharapkan timbul kecocokan dan ketertarikan (Interest).
Bersama dengan teman-temannya si mahasiswi berjalan-jalan dengan keluarganya dan mereka mampir di supermarket untuk sekedar iseng dan juga untuk berbelanja. Dilihatnya shampoo merk A terpajang di sana, tanpa disadari pikirannya berjalan jauh ingat bahwa shampoo ini beberapa kali dilhatnya di televisi, pernah didengarnya di radio, dan juga pernah dilihatnya di majalah gadis kesukaannya. Dan yang pasti dia pernah mencobanya (sampling).
Betapa terkejutnya si mahasiswi ketika dia menyadari bahwa shampo merk A yang ada di supermarket yang ia kunjungi ternyata sedang melakukan promosi. Tertulis promosi “setiap membeli 1 shampo merk A maka dapat bonus 1”. Hal ini yang menyebabkan dia ingin sekali (berhasrat) untuk membeli shampo merk A tersebut (desire), selain itu juga karena setelah dia coba tempo hari, ternyata dia cocok. Akhirnya tanpa pikir panjang dibelinya shampo tersebut ( Action), selain karena menurutnya bagus dan juga karena sedang promosi sehingga harga jadi lebih murah.
Akhirnya setelah beberapa kali membeli (repeat buying) shampoo merk A dan merasakan manfaatnya, maka seringkali si mahasiswi tersebut juga merekomendasikan kepada teman-temannya (loyalty). Akibat sudah merasa puas dan loyal maka ketika harga sudah normal (tidak diskon lagi), si mahasiswi tersebut tidak terpengaruh, tetap setia menjadi konsumen shampo merk A.
==================
Apeng Orinanto- wirausaha, pernah bekerja di divisi marketing di PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Bentoel Prima Tbk.