Rabu, 30 Januari 2013

Fisioterapi penyembuhan stroke, syaraf kejepit, kelumpuhan, cacat lahir pada anak, touch terapi untuk bayi, dll

Di awal januari 2013 ini ibu saya mengalami nyeri yang sangat sakit di sekitar tubuhnya terutama di seluruh kaki kirinya. Nyeri ini sudah cukup lama dan tidak tahu apa penyebabnya. Beberapa kali nyeri ini sudah dikeluhkan kepada dokter dan suatu kali dokter langganan ibu menyarankan untuk terapi. Ibu saya tidak begitu paham tentang terapi yang dimaksud.

Pada kejadian nyeri yang sangat tersebut ibu saya larikan ke rumah sakit besar di jogja, setelah mendapat penanganan dokter UGD secukupnya lalu dilakukan foto rontgen, setelah itu dilakukan foto MRI ( Magnetic Resonance Imaging )untuk lebih detail / jelas mengenai masalah syaraf di tulang belakang. Hasilnya ibu saya mengalami multi syaraf terjepit, ada beberapa syaraf  yang terjepit.

Saran dokter yang jaga (setelah berkonsultasi dengan dokter syaraf) adalah dilakukan tindakan medis operasi. Alternatif lain adalah tindakan dengan pengobatan dibarengi dengan fisioterapi, meskipun dengan alternatif kedua ini proses penyembuhannya cukup lama.

Berhubung usia ibu yang sudah cukup tua dan karena ibu sendiri takut dioperasi di sekitar tulang belakangnya maka keputusan kami adalah memilih alternatif kedua yaitu dengan tindakan pengobatan dan dibarengi dengan fisioterapi.

Fisioterapi untuk ibu tidak dilakukan di rumah sakit di jogja dengan pertimbangan jarak dengan rumah di daerah semin, gunung kidul yang cukup jauh dan jalan naik turun gunung selain itu juga terapinya harus dilakukan setiap hari secara tekun dan telaten dan butuh waktu yang cukup lama bisa 1 bulan bahkan ada yang berbulan-bulan.

Akhirnya tempat fisioterapi yang kami tuju adalah yang terdekat dengan rumah kami yaitu di daerah wonosari sekitar 30 km dari semin. Lokasi tepatnya di Jalan Yogya - Wonosari Km.27 RT 026 /RW 05 Sompil, Logandeng, Wonosari. Sekitar 200 m dari SMAN 2 Playen wonosari dari arah jogja ke wonosari.

Fisioterapi ini buka setiap hari kecuali hari minggu / besar/libur. Pasiennya cukup banyak, bahkan ada yang dari luar jogja. Jadwal praktek dokternya hari selasa & jumat pk.16.00 s/d 18.00 tapi biasanya sampai larut malam, karena pasien yg antri cukup banyak. Baik orang tua, dewasa, bahkan anak kecil terutama bayi.

Sampai blog ini saya tulis tgl 30 Januari 2013 ini ibu saya sudah melakukan terapi 14x dan sudah diperiksa oleh Dr Thomas A Santoso, Sp KFR (dokter spesialis rehabilitasi medik) sebanyak 3x. Hasilnya ibu sudah cukup dapat berjalan dengan baik, duduk dengan baik meskipun tidak boleh berjalan & duduk terlalu lama. Hal yang paling dihindari dari proses penyembuhan ibu adalah mendungkuk, mendapat guncangan misalnya naik mobil dan terkena guncangan karena jalan berlubang. Jadi harus sangat hati-hati merawat orang yang punya derita syaraf terjepit ini. Oleh karenanya ibu harus menggunakan korset yang dipakai di sekeliling badan ibu dengan tujuan agar pasien tidak mendungkuk.


Saya di jakarta sudah cukup sering mendengar fisioterapi tetapi tidak begitu mengerti tentang fisioterapi. Universitas Indonesia melalui jalur program vokasi juga membuka program fisioterapi, occupasi terapi dan manajemen perumahsakitan.

Fisioterapi adalah pengobatan (terapi) dengan menggunakan modalitas berupa panas, dingin, electrical stimulation, gelombang suara, manual terapi dengan tujuan memelihara, meningkatkan, mengembalikan gerak dan fungsi serta menghilangkan rasa nyeri.

Beberapa penyakit yang dilayani di klinik rehabilitasi medik (fisioterapi) di wonosari yang dibantu oleh dr. Thomas A Santoso, SpKFR ini antara lain:
Stroke, Rematik, Kaku sendi / kontraktur, Ketegangan otot / spasme, Radang tendon / tendinitis, Post fraktur / Patah tulang, Nyeri otot, Keterbatasan gerak sendi, Tulang belakang bengkok (scoliosis), Nyeri leher / kaku leher, Nyeri pinggang, Nyeri pada tumit, Jari tangan yang macet, Nyeri siku, Nyeri bahu & kaku bahu, Nyeri lutut, Kelumpuhan, Cacat lahir pada anak / CP, kesemutan pada telapak tangan, Asthma, Touch terapi untuk bayi.
Alat bantu yang tersedia: Kursi roda, Colar untuk leher, Korset untuk nyeri pinggang, Kruk ketiak, Canadian kruk, Triport, Walker, Dekker untuk OA lutut, Bantalan tumit, AFO untuk drop foot, sepatu khusus untuk anak cacat, kaki dan tangan palsu.

Fasilitas yang ada:
Alat pemanas / diathermi, Ultra sound, Elektro stimulasi, infra merah, traksi leher, Gymnasium ( shoulder wheel, paralel barr, sepeda statik, terapi bola, matras terapi), Nebulaiser untuk asthma.

Dari beberapa pasien yang saya amati saat menemani ibu saya ternyata syaraf terjepit ini tidak hanya terjadi pada orang usia lanjut bahkan ada beberapa yang masih muda. Jadi mungkin ada baiknya kita mulai berhati-hati dalam beraktifitas / melakukan kegiatan sehari-hari, beberapa kasus terjadi karena terjatuh, aktifitas yang terlalu dipaksakan misalnya mengangkat beban yang terlalu berat, dan lain sebagainya.


--------------------------------